-

Adab Berhias Bagi Wanita Menurut Islam

Assalamu’alaikum....
            Hai teman, ketemu lagi.... . Kali ini kita akan mengulas sedikit tentang adab berhias bagi wanita. Wanita memang identik dengan berhias, tapi Islam memiliki batasan-batasan dalam berhias. Apa aja sih batasan-batasan itu?

ISLAM “ GULUNG TIKAR”


(FAKTA)
KARENA TIDAK ADANYA JAMA’AH, 
MAKA MASJID TERPAKSA DI TUTUP. 
HARAP MAKLUM

                                                                               TAKMIR MASJID

Demikian bunyi sebuah pengumuman yang rasanya mustahil terjadi karena kita berada di negeri yang pemeluk islamnya terbesar di dunia. Islamkah anda? Jangan marah dulu, kalo bener jawab aja iya. Kalo ga? Rasanya ga mungkin deh non muslim baca buletin ini.
Sobat muda, jika engkau menengok sejarah peradaban Islam, tidak sedikit fakta yang menunjukkan keruntuhannya. Sebut saja serbuan pasukan Mongol ke Baghdad pada masa dinasti Abbasyah. Cukup dalam waktu seminngu pusat peradaban Islam di abad pertengahan itu luluh lantah dengan tanah. Semua simbol kejayaan peradaban Islam dihancurkan. Lebih dari sejuta dua ratus ribu nyawa melayang adalah bukti nyata betapa “ Jika Saatnya Tiba” Islam akan gulung tikar.

Keselarasan IMTAQ dan IPTEK

“Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin menguasai akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga harus dengan ilmu” (Al-Hadist).
Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), harus diakui telah memberikan kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan hidup manusia.

Berdayung di Tengah Badai

Masa remaja adalah usia yang niscaya dilewati oleh setiap orang dewasa. Masa ini akan menguji setiap orang bahwa tidak selamanya hidup dilewati dengan perjalanan yang mulus dan lurus. Masa remaja merupakan masa-masa yang penuh badai dan tidak semua orang bisa lolos melewati masa-masa itu.
Ada minimal 3 badai yang akan mengguncang masa remaja ini. Pertama, badai otoritas. Pada masa ini remaja cenderung bersikap dependen. Remaja akan banyak diterpa oleh otoritas-otoritas lain yang mampu mempengaruhi sikapnya. Independensi didapat melalui penghargaan, atas otoritas orang tua, teman sebaya, guru maupun orang yang dituakan. Kedua, badai rangsang emosi. Remaja menunjukkan emosi yang labil sehingga mudah dipengaruhi oleh rangsang emosi diluar dirinya. Remaja akan terdorong bertindak agresif hanya dengan dipanas-panasi oleh teman sepermainannya. Ketiga, badai ego. Remaja cenderung menunjukkan keakuannya pada orang lain. Kebutuhan untuk diakui bisa menjerat remaja pada tindakan yang dilarang oleh norma. Dengan kata lain, remaja bisa saja melakukan tindakan yang melanggar norma asal dirinya bisa diakui orang lain. Tiga badai diatas sangat memungkinkan remaja terantuk pada posisi oleng, melakukam berbagai prilaku yang menyimpang dari norma-norma yang ada dimasyarakat.

Pada zaman ini, ada badai besar yang bisa menggulung siapa saja yang tidak tepat mengendalikannya, yakni badai informasi. Bisa dipastikan, hampir semua remaja dikota sudah familier dengan handphone, bahkan bisa berganti-ganti model sesuai tren baru. Internet sudah bisa diakses sampai kepelosok, dimana saja dan kapan saja. Internet menyediakan beragam informasi dan pengetahuan sesuai kebutuhan penggunanya hanya dengan satu dua kali menekan tuts keyborard. Televisi menjadi penyela layanan informasi yang paling banyak dikonsumsi, terlebih banyak handphone yang sudah memiliki fasilitas gambar hidup. Media cetak beragam jumlahnya dan mampu memenuhi beragam hobi dan minat setiap orang.

Ujian Bukan Hal yang Perlu Ditakutkan

Ujian hingga detik ini menjadi hal yang sangat menakutkan, hingga kita cenderung menjauhinya. Akan tetapi, Ujian itu adalah syarat mutlak agar kita bisa naik ke jenjang selanjutnya.  So, suka tidak suka, mau tidak mau, kita harus berhadapan dengan "UJIAN". But, dont worry sister/brother, berjuta-juta kakak kelas kita bisa melewatinya, berarti kita juga bisa melewatinya. Berikut tips dan triknya:
                                 
1.       Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal

CARA MENGATASI DAN MENGHILANGKAN RASA MALAS

Rasanya banyak diantara kita yang punya “penyakit” suka menunda-nunda pekerjaan. Penyakit ini, yang sebetulnya adalah kebiasaan, seringkali disebabkan karena kita malas mengerjakan sesuatu. Malas bangun dari tempat tidur, malas pergi olahraga, malas menyelesaikan tugas sekolah, dll.
Menurut penelitian, kebiasaan malas merupakan penyakit mental yang timbul karena kita takut menghadapi konsekuensi masa depan. Yang dimaksud dengan masa depan ini bukan hanya satu atau dua tahun kedepan tetapi satu atau dua menit dari sekarang.
Contohnya saja ketika Kita malas dari bangun, kita akan berkata dalam hat i: “Satu menit lagi saya akan bangun”, tetapi kenyataannya barang kali kita akan berlama-lama di tempat tidur sampai akhirnya memang waktunya tiba untuk siap-siap pergi ke sekolah.
Kebiasaan malas timbul karena kita cenderung mengaitkan masa depan dengan persepsi negatif. Kita menunda-nunda pekerjaan karena cenderung membayangkan setumpuk tugas yang harus dilakukan di sekolah. Belum lagi berhubungan dengan orang-orang yang kita tidak sukai. Sayangnya, menunda-nunda pekerjaan pada akhirnya akan mengundang stress karena mau tidak mau satu saat kita harus mengerjakannya. Di waktu yang sama kita juga mungkin punya banyak pekerjaan lain.
Dalam beberapa hal, kita pun mungkin akan kehilangan momen untuk berkembang ketika Kita mengatakan “tidak” terhadap sebuah kesempatan. Kita malas bertindak karena bayangan negatif tentang hal-hal yang memberatkan didepan
1.                           Ganti “Kapan Selesainya” dengan “Saya Mulai Sekarang !”

Kisah Masuk Islam-nya Seorang Dokter Amerika Karena Satu Ayat Al-Quran

Kisah ini terjadi pada salah satu rumah sakit di Amerika Serikat.di rumah sakit tersebut, seorang dokter muslim bekerja dengan keilmuan yang sangat baik, sehingga memberi pengaruh besar untuk mengenal beberapa dokter Amerika. Dan dia, dengan kemampuan tersebut mengundang decak kagum mereka. Diantara para dokter Amerika ini, dia mempunyai satu teman akrab yaitu orang yang memiliki kisah ini. Mereka berdua selalu bertemu dan keduanya bekerja pada bagian persalinan.
Pada suatu malam, di rumah sakit tersebut terjadi dua peristiwa persalinan secara bersamaan. Setelah kedua wanita itu melahirkan, dua bayi tersebut tercampur dan tidak ada yang mengetahui masing-masing pemilik kedua bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu. Kerancuan ini terjadi disebabkan kecerobohan perawat yang seharusnya dia menulis nama ibu pada gelang yang diletakkan di tangan kedua bayi tersebut. Dan ketika kedua dokter tersebut tahu bahwa mereka berada dalam kebingungan; Siapakah ibu bayi laki-laki dan siapakah ibu bayi perempuan, maka dokter Amerika berkata kepada dokter Muslim,
 “Engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur’an telah menjelaskan segala sesuatu dan engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur’an itu mencakup semua permasalahan-permasalahan apapun. Maka tunjukkanlah kepadaku cara mengetahui siapa ibu dari masing-masing bayi ini..!!!”
Dokter Muslim itupun menjawab,
”Ya, Al-Qur’an telah menerangkan segala sesuatu dan akan aku buktikan kepadamu tentang hal itu. Biarkan kami mendiagnosa ASI kedua ibu dan kami akan menemukan jalan keluar.”
Setelah nampak hasil diagnosa, dengan sangat percaya diri dokter muslim itu memberitahu temannya si dokter Amerika, siapakah ibu sebenarnya dari masing-masing bayi tersebut!!!! Dokter Amerika itupun terheran-heran dan bertanya, Bagaimana kamu tahu?

Dahsyatnya Sedekah

PENYESALAN TUKANG KAYU

Dikisahkan, seorang tukang kayu yang telah kelelahan berkarya ingin segera menjalani kehidupan pensiunnya, sejak awal dia adalah tukang kayu yang berbakat, tukang kayu yang berdedikasi tinggi atas pekerjaannya, tukang kayu yang bertanggung jawab penuh. Ketika ia menyampaikan keinginannya kepada Sang Tuan, ia malah diberi tugas terakhir sebelum pensiun, sang Tuan ingin ia membuat sebuah rumah megah untuknya.
            Tukang kayu yang berbakat itu tiba-tiba berubah, ia menjadi tukang kayu yang sembrono, tukang kayu yang asal-asalan. Pukulan palu yang harusnya ia ayunkan tiga kali, hanya ia ayunkan satu kali, itu pun ia lakukan dengan tidak sepenuh hati. Dengan terpaksa ia menyelesaikan tugas terakhirnya, ia merasa Sang Tuan tidak lagi berpihak padanya, ia sungguh kecewa. Dan kekecewaannya ia lampiaskan pada pekerjaannya.
            Sebuah "Rumah Mewah" yang jauh dari arti "Mewah" akhirnya selesai tepat waktu. Ketika hari pensiun tiba, sang tukang kayu akhirnya mendapat sebuah amplop yang berisi sejumlah uang pensiun dan sebuah “KUNCI” rumah. Ketika ia menerimanya segera ia tersadar, ternyata kunci yang digenggamnya adalah kunci dari "Rumah Mewah" yang baru selesai dibangunnya. "Hadiah special ini dipersembahkan padamu, karena kerjamu yang luar biasa dan berdedikasi selama bekerja di sini." Kata Sang Tuan. Lalu, sang tukang kayu hanya mampu melihat kunci rumah itu dengan "PENYESALAN".


            Bukankah kita seperti tukang kayu ini, kita kadang-kadang lupa bahwa kita adalah pembuat rumah untuk diri kita sendiri. Ketika kita membangun rumah masa depan kita dengan sembrono, kita akan mendapatkan rumah yang mungkin kita tidak sukai, tapi itulah rumah yang harus kita tempati, rumah yang kita bangun dengan ayunan tangan kita. Kita boleh merasa kecewa ketika kita mendapati kenyataan bahwa rumah kita tidak seindah yang kita impikan, bahkan reot.

= Kisah Sebuah Kejujuran membawa berkah =

Abdul Qadir Al-Jaelani yang memiliki nama lengkap Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shalih Al-Hasani Al-Husaini adalah seorang ulama besar yang sederhana dan rendah hati. Ia dikenal sebagai pendiri Tarekat Qadariyah. Namanya juga dikenal dalam lingkungan tasawuf.
Sebuah kisah menggambarkan tentang dirinya. Kala itu ia hendak berangkat dari kota Mekah menuju Baghdad untuk menuntut ilmu. Ibunya memberinya perbekalan uang sejumlah empat puluh dinar dan berpesan agar selama perjalanan tidak berkata bohong.
Di tengah perjalanan, ia dihadang oleh gerombolan perampok, tepatnya di daerah Hamadah. Mereka merampas harta dan perbekalan kafilah yang kebetulan lewat jalan itu juga. Salah seorang perampok yang beringas menghampiri Abdul Qadir dan menodongnya, “Apa yang kaubawa?!”
Tanpa berbohong, sesuai amanah sang ibu, ia menjawab, “Empat puluh dinar.”
Digeledahlah pakaian dan tas bawaan Abdul Qadir. Karena tidak menemukannya, perampok itu menghardiknya, “Di mana kau letakkan uang itu?!”
Abdul Qadir pun menjawabnya dengan jujur, “Di kantong sebelah sini,” tunjuknya.
Benar juga, perampok itu menemukan uang yang dibawa Abdul Qadir ditempat yang ia katakan. Jumlahnya pun tepat empat puluh dinar. Sebenarnya ada rasa heran dalam diri perampok tersebut, baru kali ini ia menemukan korban yang dengan senang hati memberikan hartanya kepada perampok.
Keheranannya itu ia laporkan kepada pimpinannya. Setelah menerima informasi mengejutkan dari anak buahnya, pimpinan perampok itu bertanya kepada Abdul Qadir, “Apa yang mendorongmu untuk berkata jujur kepada kami?”
Abdul Qadir menjawab, “Sebelum berangkat, ibu saya berpesan agar tidak berbohong dalam kondisi apa pun. Saya hanya melaksanakan pesannya.”
Pimpinan perampok terhenyak mendengar penjelasan dari korbannya. Lalu, ia berkata, “Engkau takut melanggar pesan ibumu, sedangkan kami tidak takut melanggar perintah Allah. Betapa zalimnya kami!”
Mereka pun menyesali perbuatannya dan bertobat.
Subhanallah.

ROHIS SMADA FULL STORY

BY: RISKA
Kring..kring...kring...
Bel berakhirnya pelajaranpun menggema disetiap kelas dan seketika gerombolan siwa siswi berhamburan disetiap teras-teras kelas. Beberapa diantaranya bergegas menuju parkiran, sebagian lagi mendatangi kelas temannya dan bercengkrama ria. Sedangkan diriku terus melangkahkan kaki menuju tempat sakral yang selalu memberikan kedamaian dan ketenangan, yaitu masjid. Yah hari ini memang bukanlah jadwal suro rohis, tapi berhubung besok akan diadakan maulud nabi Muhammad SAW, maka kami anggota rohis berniat menyiapkan masjid yang akan dijadikan tempat berlangsungnya PHBI itu.
Sampai masjid aku langsung membantu teman-teman yang sedang membersihan masjid. Ada yang merapikan mukena, ada yang membersihkan karpet, membersikan tempat wudhu dan juga membersihkan teras. Aku segera menambar lap bersih dan botol pembersih kaca. Tanpa banyak disuruh lagi tanganku menggosok kaca yang telah  disemprot oleh cairan dlam botol itu. Tiba-tiba seorang temanku mendekat. “butuh bantuan?”.Ucapnya saat melihatku kesusahan menjangkau kaca yang cukup tinggi ,’’butuh banget hehe “. Ucapku girang. “ Mau nggak kamu  membawakan botol ini agar aku bisa menjangkau itu.” Tambahku sambil menunjuk daerah yang sedari tadi ku gapai. “ Boleh mana botolnya.” Ini.” Aku menyerahkan botol itu. “ Oh, ya tolong semprot kaca itu juga dong biar aku yang lap nanti.” Tambah ku seikit memohon. Awalnya dia hanya sedikit melotot tapi dalam hatinya berkata “ wes ditulung malah mentung.” Tapim toh dia masih mengerjakan juga hehe.
Waktu terus berlalu. Jam dindingpun sudah menunjukkan pukul 3 lebih 5 menit,dan masjid sudah terlihat bersih bahkan karpet bditeras sudah tertata rapi dan hiasan bunga dalam pot pun sudah ditaruh di sekitar teras. Sambil menunggu tenda yang akan dipasang dihalaman masjid da juga menunggu banner yang belum datang’maka kami beristirahat sambil menghela nafas.
Namun, sebelum semuanya selesai, aku diajak Ijun untuk datang ketempat penyewaan tenda. Mencari tambahan tenda karena ternyata tenda yang telah dipesan kurang. Sampai ditempat yang dituju kami segera menemui orang yang bersangkutan. Tanpa babibu kami meminta tambahan tenda. Namun sayang, tenda yang tadi kami sewa adalah tenda terakhir. Karena yang lain memang dalam penyewaan. Kami kembali dengan tangan kosong.
Tapi, kegagalan bukanlah akhir dari crita ini. Dari sedikit info yang didapat. Kami kembali mencari sewaan tenda untuk melengkapi tenda yang telah terpasang. Tanpa bimbang kami langsung menuju penyewaan tenda yang lain. Dan sampailah kita pada rumah salah satu warga Banaran yang kita maksud tadi. Setelah berbasa-basi sedikit kita langsung mengutarakan niat dan tujuan kita datang kerumah tersebut.
“ waduh,tendanya udah kepakai semua. Tapi sekarang sinh lagi bongkar di kenjer. Mungkin jam 5 nanti sampai.” Ucap ibu pemilik jasa penyewaan tenda tersebut. “ kalau begitu bu, setelah nanti sampai, nanti langsung dipasang di SMA 2 saya ya,boleh minta nomer HP nya?” ucap ijun. Setelah semua urusan selesai kta pamit pulang.
Sampai disekolah anak-anak terlihat sibuk menyiapkan pita yang akan dijadikan hiasan. Aku segera bergabung dengan mereka. Namun, tak lama kemuddian Rianadatang dan meminta ditemani mengabil kartu panitia disalah satu warnet Wonosobo. Dengan senang hati aku bersedia menemani Riana kemanapun pergi. Ceile....
Sesudah mengambil aku dan Riana kembali kesekolah dengan membawa setumpuk kertas bertulis panitia Panitia PHBI Maulud Nabi Muhammad SAW 1435 H. Saat kembali kesekolah beberapa temanku langsung mengambil alih kertas ditanganku dan memotongnya sesuai aturan. Sedangkan aku, beegabung dengan teman-teman lainya membersihkan halaman masjid dari tumpukan kayu dan gundukan pasir yang hampir memenuhi sepertiga halaman masjid. Yah,,namanya juga lagi ada pembangunan jadi wajar saja ada benda-benda macam itu bertebaran dimana-mana. Berhubung para tukang sudah pulang, maka kami yang harus menyingkirkannya. Satu persatu kayu-kayu itu kami pindah. Dah,. kini kayupun tersingkir semua.kini tinggal tumpukan pasir yang harus dipukul mundur bak tentara jepang yang siap tempur,hahahaha.
Setengah jam berlalu. Gundukan pasir ituun berhasil disingkirkan. Sambil menatap bukit pasir yang aku dan teman-teman berhasil pindahkan aku berkata dalam hati. “ punya bakat kuli juga aku ya”haha. Tapi aku teringat sesuatu. Aku melirik jam dinding diatas intu masuk masjid yang telah menunjukkan pukul 17.07. “bagaimana ini tendanya kok belum datang juga?” tanya pak Heni seakan tahu apa yang sedang aku pikirkan. Aku mendekat dan menceritakan pada Pak Heni perihal pertendaan itu. Segera pak Heni memintaku ditemani Rozaan kembali ketempat penyewaan tadi.
Sampai disana ternyata rombongan yang membongkar tenda belum pulang juga. Kamipun berpamit dan pergi. Dijalan aku mengingat-ingat sepertinya aku punya kenalan penyewaan tenda. Dan ccllllliiiinnggg????? Satu ide nyungsep dari otakku. Aku langsung meminta Rozaan untuk melanjutkan motornya kesalah satu rumah tidak jauh dari sekolahan.
Sampai ditempat tujuan aku segeraturun dan menemui pemilik rumah. Dan yap, lagi-lagi keberuntungan tidak berpihk pada kita. Tapi, dari sini kita mendapat info 2 penyewaan tenda yang lain, satu berada di Losari dan yang satu lagi di Keseneng. Aku lirik layar HP ku yang menyala. Pukul 17.45. “ bentar lagi adzan maghrib, tenda belum  komplit,mana acaranya besok lagi.” Pikirku panik. Tapi kepanikan itu tidak mengurungkan niat kita untuk tetap berusaha.
Akhirnya kita memutuskan untuk menemui penyewaan tenda yang ada di Losari. Karena, kita anggap itu yang lebih dekat. Tok tok tok “ assalamu’alaikum” Ucap kami bersamaan,setelah kita sampai dirumah yang dituju. “ wa’alaikumsalam” Saut seseorang dari dalam rumah. Kami segera mengutarakan tujuan kedatangan kami. “oh begitu, kalian mendadak sich, ya udah bentar ya saya telefon suami saya dulu bisa tidak.” Ucapsi ibu lalu beranjak. Tak lama kemudian si ibu keluar dan memohon maaf karena suaminya tidak bisa menyewakan tendanya pada kami. Beliau berpesan agar kami menyewa di DPU saja, karena disana biasanya menerima penyewaan tenda secara mendadak. Setelah itu kami berpamitan dan berterima kasih atas infonya.
Melihat hari yang menjelang malam bahkan samar-samar terdengar suara adzan maghrib,ami memutuskan untuk kembali kesekolah dan mencari solusi bersama. Sampai disekolah keadaan sudah sangat sepi. Disana hanya tinggal beberapa anak saja. Aku dan Rozaan pun menceritakan semua kejadian tadi. Pak Heni memberi saran agar kami tetap tenang dan jangan mengosongkan perut. Yap juur kuakui perutku sudah berdendang sejak setengah jam lalu. Setelah solat maghrib aku dan Imron membeli roti bakar dan minum.
Setelah makan dan solat isya’ kita bermujadahan kepada Allah SWT meminta diberi petunjuk dan jalan keluar masalah tenda. Setelah itu Ijun, Muslih dan Darojat datang ke penyewaan tenda di daerah Balikambang. Dan Alhamdulillah atas izin Allah mereka bersedia memasangkan tenda mereka malam itu juga.

Cahaya Kehidupan



Aku sering duduk menyendiri di pojokan sekolah mencari tempat sepi. Aku lebih senang sendiri dan menjauh dari siapapun itu. Ya, setelah kejadian waktu itu aku lebih sering menyendiri dan bahkan banyak orang yang mengucilkan diriku. Menjauhi diriku karena mereka mengganggap aku aneh dan pembawa kematian menurut mereka.
Dua bulan yang lalu aku mengalami kecelakaan sekeluarga dan menyebabkan kedua orang tuaku meninggal dan untunglah saat itu aku hanya mengalami beberapa luka yang lumayan parah namun masih bisa diselamatkan dan koma selama sebulan lebih. Ya aku tertidur tidak sadarkan diri selama sebulan lebih kata orang.
Ada hal lain yang lebih menakutkan setelah aku sadar dari koma selain mendengar kabar kedua orang tuaku telah meninggal. Ada sesuatu yang berbeda pada diriku. Aku kini bisa melihat sebuah cahaya kehidupan setiap orang. Ada cahaya tersendiri di setiap kepala manusia yang aku bisa lihat. Jika cahaya tersebut terang berarti orang tersebut masih akan tetap hidup hingga cahaya tersebut meredup dan kemudian padam. Sudah tentu jika cahaya orang tersebut padam maka ia sudah tidak bernyawa lagi.
Pertama aku menerima keanehan ini aku belum bisa sepenuhnya menerima. Seperti saat awal aku masuk sekolah kembali aku melihat cahaya kehidupan wali kelasku sudah sangat redup dan akan padam. Aku langsung bilang kepada teman-temanku waktu itu jika kita akan kehilangan wali kelas kita karena dia akan segera meninggal. Banyak teman-temanku yang menggangap aku hanya sebatas bercanda dan mereka semua hanya menanggapi dengan tawaan saja.
Esoknya ketika aku baru memasuki kelas sekolah semua teman-temanku menjauh dari diriku dan banyak yang menatap sinis sambil bisik-bisik tidak jelas tentang diriku. Ternyata benar, wali kelasku meninggal karena semalam ia mengalami kecelakaan lalu lintas. Mulai saat itulah aku mulai dijauhi oleh teman-temanku dan aku pun memaklumi itu semua dan mulai belajar sendiri.
Aku bukan tidak pernah menjaga mereka yang cahaya kehidupannya mulai redup. Aku sudah sering memperingatkan mereka semua yang saat itu cahaya kehidupannya mulai redup. Namun aku tidak bisa melawan takdir yang sudah di buat.
Saat itu sahabat terbaikku cahaya kehidupannya sudah hampir padam dan aku panik setengah mati melihatnya. Aku memperingatkan agar dia lebih hati-hati karena ada bahaya yang sedang mengancam dia saat ini. Selama dua hari aku menemani dia di kamar dan tidak sekolah karena aku khawatir cahaya kehidupan dia yang sudah sangat redup. Selama dua hari lebih itu pulalah cahaya redup itu bertahan, namun tiba-tiba cahaya kehidupan tersebut padam ketika hari ketiga tiba-tiba ia terjatuh dari lantai sepuluh kamar apartemen dia. Aku tidak tahu saat itu kenapa ia bisa terjatuh. Ya, mungkin karena takdir, takdir sudah mengharuskan ia harus segera meninggal karena cahaya kehidupan dia sudah sangat redup.
Takdir kematian itu sudah di tetapkan dan tidak bisa di rubah sebesar apapun usaha kita. Dan aku terkadang tidak bisa menerima kelebihan yang aku miliki ini. Jika boleh, aku tidak ingin bisa melihat cahaya kehidupan manusia. Aku tidak ingin tahu kapan hidup mati seseorang. Aku ingin kembali normal lagi seperti dulu dan menjalani semuanya seperti biasa.
Suatu malam aku terbangun dari mimpi buruk. Menurutku itu adalah sebuah mimpi terburuk yang pernah aku alami. Aku sedang tertidur di sebuah ruangan gelap dan tidak bisa bergerak sama sekali. Yang aku tau saat itu di sampingku banyak sekali orang-orang terdekatku yang sudah meninggal.
Aku mencuci mukaku dan sejenak kurasakan kesegaran menghapus segala ketakutan yang ada. Namun, belum hilang semua ketakutan akibat mimpi tadi, kini aku lebih takut lagi ketika aku melihat di cermin cahaya kehidupanku sudah semakin redup bahkan akan segera padam. Aku benar-benar tidak sadar karena aku tidak melihat cermin seharian ini. Aku panik dan takut sekali waktu itu ketika harus menerima kenyataan bahwa aku akan segera meninggal.
Aku tak kuasa menahan air mata yang keluar dari kedua mataku ini. Aku tidak bisa membayangkan di usiaku yang muda ini aku harus segera meninggalkan kehidupan. Aku bahkan tidak bisa mewujudkan impian-impian kecilku seperti lulus sekolah, kuliah, bekerja, menikah, punya anak… Arghh semua impian itu kini harus lenyap gara-gara cahaya kehidupan ini.
Aku langsung keluar kamar dan berlari karena aku benar-benar sangat frustasi. Aku harus mencari sebuah tempat yang benar-benar sangat aman yang bisa menjaga agar cahaya kehidupanku ini tidak padam. Tempat yang tidak ada bahaya sama sekali. Aku terus berlari hingga aku tidak sadar sebuah truk melaju sangat cepat ketika aku hendak menyebrang sebuah jalan besar.
Aku kira aku sudah tewas saat itu karena jarak aku dan truk itu sudah sangat dekat dan pasti aku sudah tertabrak oleh truk tersebut. Namun, aku masih hidup dan aku terus berlari menjauhi segala macam marabahaya. Jalanan tidak baik untukku saat ini, terlalu banyak bahaya yang mengintai cahaya kehidupanku yang semakin meredup.
Aku terus berlari dan berlari hingga sampai di sebuah rumah kosong. Rumah kosong tempat tinggalku dulu bersama orang tuaku karena usai kecelakaan itu aku tinggal bersama nenek dan kakekku dan rumahku yang dulu sengaja di kosongkan dan tidak di urus.
Aku masuk ke dalam rumah tersebut dan masuk ke dalam kamarku yang dulu. Kamarku masih sama, masih ada kasur, lemari dan benda-benda lainnya. Aku langsung menuju kasurku yang sedikit berdebu itu dan menangis sejadi-jadinya. Berteriak mengapa semua ini bisa begini dan kemudian mengamuk mengacak-acak isi kamarku hingga aku akhirnya lelah dan tertidur di lantai kamarku.
Ketika aku terbangun aku bukan lagi berada di kamarku yang dulu melainkan di rumah nenekku. Aneh sekali rasanya masih pagi begini namun terdengar seperti banyak suara orang-orang. Terdengar juga banyak tangisan yang semakin mebuatku penasaran. Aku kaget begitu pergi ke ruang tamu ternyata banyak keluarga dan teman-temanku di situ. Mereka sedang menangis sambil bergantian memeluk seorang jenazah.

Akan Ku Ingat Selalu Dirimu



Tak terasa waktunya, Apa yang di katakannya kemarin itu benar terjadi, malam itu juga ia pergi meninggalkanku. Sahabat yang ku sayamgi telah pindah. Aku mengerti apa yang di alaminya saat itu. Hanya karena terlilit hutang itu masalahnya. Aku dan orangtuaku hanya membantu sebisanya. Komputer yang Santi miliki itu telah di jual semua kepada Ayahku. Barang-barang rumah tangga juga di beli oleh Ibuku darinya. Ayahku juga memberi uang 5 juta untuk melunasi semua hutang-hutangnya kepada orang yang memberi pinjaman pada keluarga Santi.
Memang banyak jasa-jasa kami di mata mereka. Tetapi kadang perkataan orangtuaku di hiraukan begitu saja oleh orangtua Santi, Keluarga itu bersikeras untuk kabur dari rumah karena tidak sanggup lagi untuk melunasi hutang mereka termasuk kepada Bank dan rentenir.
Kini sudah 2 sahabat yang meninggalkanku, yang pertama Zakiyah, ia sahabatku sewaktu TK sampai sekarang. Ia memilih sekolah di pesantrern Jakarta karena keinginan dari Ayahnya. Memang kami masih bisa bertemu tapi itu pun jarang hanya 1 tahun sekali. Sekarang Santi yang meninggalkanku, betapa sedihnya aku saat itu. Di tinggal sahabat adalah hal yang paling menyedihkan saat itu. Betapa tidak, aku, Zakiyah dan Santi selalu bersama. Kadang kami bercanda, tertawa bersama dan bertukar pikiran.
Pernah suatu hari sebelum Zakiyah pindah untuk bersekolah di Jakarta, kami duduk santai di taman kota, kami bercerita banyak hal, bercerita betapa serunya pengalaman pribadi masing-masing.
Di mulai dengan Bismillah Zakiyah mulai bercerita “Aku masih ingat waktu dulu, waktu masih ada Mama. Mama kandungku, ia selalu menyuapiku dan adikku juga, Kadang bila Reyhana datang ke rumah dia juga di ajak makan sama Mama, Bahkan Reyhana ikut di suapi sama Mama. Iya kan An?” Lalu iya beralih kepadaku dan aku mengiyakan perkataannya.
“Oh ya sekarang giliranku ya, boleh gak?” Tanyaku pada Zakiyah dan Santi. “Iya boleh!” Sahut mereka serenpak. Aku pun mulai melanjutkan pembicaraan ini dan aku mulai bercerita. “Ini kisah ku waktu kelas 2 SD, Waktu aku di ajak orangtuaku ikut pergi ke pantai Tangkisung Bsnjarmasin, di waktu Liburan sekolah Adikku. Ceritanya begini…” dan bla bla bla aku bercerita cukup panjang hingga membuat aku kehausan.
“Nah, sekarang giliran kamu Santi.” Ucap Zakiyah dan mempersilahkan untuk memulai ceritanya. “Hmmm..” gumamnya. Sepertinya ia bingung harus bercerita apa. “gak usah di paksakan kalau kamu bingung.” Kataku.
“Iya An, A..a..aku…” Katanya terbata-bata. “Kenapa?” tanyaku heran. “Aku sedih bila harus berpisah dengan Zakiyah.” Lanjutnya lagi, perlahan ia mulai mengeluarkan air mata. Aku pun ikut bersedih. Kami tidak ingin kehilangan sosok Zakiyah yang seelalu ada buat kami. kami cukup bahagia bisa bersamanya selama ini.
“Santi, Reyhana, kalian jangan bersedih, aku di sini hanya menuruti keinginan Ayahku. Kita pasti bertemu lagi, kita bisa kumpul bersama lagi, jadi jangan khawatir.” Kata Zakiyah. Tak terasa suasana yang tadinya bahagia kini menjadi kesedihan.
Hampir tiga tahun ini akui tidak bertemu Zakiyah dan Santi dan selama itulah aku mengingat sesuatu. Santi berpamitan denganku.
“Reyhana!” teriak santi dari belakang, ia lalu berlari menghampiriku. “Iya ada apa Santi?” Tanyaku heran. “Ada yang harus aku bicarakan Padamu.” Kata santi pelan. “Apa itu?” tanyaku lagi. “Sudah ikut aja.” Santi lalu menarik tanganku untuk menuju ke suatu tempat di mana aku, Zakiyah dan Sant selalu bersama.
“Kamu sudah tau kan masalah dalam keluargaku?” Tanyanya. Aku pun mengangguk menandakan tahu dengan masalah yang menimpa keluarganya. “Aku akan pergi.” Katanya berterus terang. “Tapi kenapa?” Tanyaku. aku rasanya tak percaya bila Santi harus meninggalkanku sendiri tanpa dia.
“Kamu tau kan keluargaku terlilit banyak hutang, orang tuaku tak sanggup untuk melunasinya.” Katanya dengan nada pelan. Aku hanya terdiam menatap dirinya yang kecil itu harus pergi jauh. Lalu ia melanjutkan perkataannya itu. “Ini rahasia, aku dan keluargaku memutuskan kabur dari rumah. Jaga dirimu baik baik Reyhana.” Ia lalu mengakhiri perkataannya. Dan menghapus semua air matanya.
“Jangan lagi, setelah Zakiyah, kenapa kamu juga ikut pergi? Aku tak ingin kau jauh dariku.” Kataku dengan air mata yang telah membasahi pipiku. Santi lalu memelukku dan menghapus semua air mataku. Lalu ia pergi begitu saja tanpa memperdulikan aku.
Tak terasa sudah, ini adalah hari terakhirku di sekolahku yang telah memberikan banyak kenangan di sana. Sekolahku MASAMUDA (MTs Muhammadiyah 2)-ku, guru-guruku, teman-temanku dan adik-adikku semua, mereka adalah kenangan terindahku. Banyak hal yang aku dapat dari mereka semua yaitu kebersamaan dan persaudaraan. Tak akan ku lupakan kenangan indah bersama kalian sampai akhir hayatku, Itu janjiku.
Perpisahan ini merupakan kebahagiaan sekaligus kesedihan. Ya aku bahagia karena bisa melanjutkan sekolah ke MA nantinya dan sekaligus sedih karena berpisah dengan orang-orang yang ku sayangi di sekolah ini.

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN Isra’ Mi’raj

                                   I.            Latar Belakang.
Ini adalah salah satu peristiwa besar yang dialami Nabi Muhammad SAW pada tahun ke-11 kenabian. Peristiwa ini terjadi beberapa waktu setelah tahun kesedihan (aamul huzni) yang ditandai dengan wafatnya istri beliau, Khadijah binti Khuwailid RA, dan paman beliau Abu Thalib.

                                II.            Tujuan.
a.       Mempererat tali silaturahmi antar siswa.
b.       Memperingati Isra’ Mi’raj
c.       Mengajak untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
d.       Menjalankan program kerja ROHIS Masa Bakti 2010/2011.

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN 10 MUHARRAM

I.                   PENDAHULUAN
Kesadaran kita untuk saling berbagi, tidak saja merupakan sikap mulia yang diajarkan agama. Lebih jauh dari itu, pikiran dan naluri manusia sebagai makhluk sosial selalu menuntut kita untuk bersikap peduli terhadap segala penderitaan, kekurangan dan keterbatasan yang dirasakan sesama. Ada sisi lain dari batin kita yang ikut menderita atau merasa bersalah ketika kita memiliki dan merasakan kemudahan hidup dengan berbagai fasilitasnya, sementara di saat yang sama kita tahu, ada di sekitar kita yang bahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok pun terasa sulit.
Setitik cahaya menjadi harapan kita bersama, ketika naluri kesadaran kita tergerak untuk melakukan amal nyata, dengan berbagi terhadap sesama maka kitapun dapat saksikan tidak saja para tokoh dan pemuka agama, para cendikiawan, profesional, mahasiswa, pejabat pemerintah bahkan para pengusahapun saat ini telah semakin menyadari hak orang lain dan ia merasa harus memberikannya kepada yang berhak menerimanya. Oleh karena itu, kami selaku panitia menginginkan agar semua siswa-siswi SMA 2 WONOSOBO mempunyai rasa peduli kepada sesama dengan mengadakan kegiatan penyantunan kepada anak yatim.

II.                TEMA KEGIATAN
Tema kegiatan ini adalah “Sayangilah Anak Yatim Piatu maka Hati akan Bersinar”

III.             DASAR KEGIATAN
      Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan pada :
   Program kerja ROHIS Masa Bakti 2012/2013

IV.            MAKSUD dan TUJUAN
Ø  Menjadikan kegiatan santunan anak yatim  ini  sebagai titik tolak langkah kedepan untuk menumbuh kembangkan dan memasyarakatkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan.
Ø  Sebagai wujud keperdulian terhadap sesama khususnya anak-anak yatim piatu yang membutuhkan kasih sayang melalui bersilaturahim.

V.               PESERTA

Ø  Semua anak yatim/piatu di SMA 2 WONOSOBO





VI.            ANALISIS KEGIATAN

Hari/Tanggal                   : Sabtu, 24 November 2012
Tempat                             : SMAN 2 Wonosobo, Panti Asuhan Kebrengan, dan Panti Asuhan Hajah  Maryam
Peserta                              : Semua anak yatim/piatu di SMA 2 WONOSOBO, perwakilan ROHIS, perwlikan OSIS, Bapak dan Ibu guru yang mendampingi
Hasil Kegiatan                  :

Ø  Setiap siswa menyumbang 1 mie instan dan 1 susu saset dan semua terkumpul sebagai berikut :

Nama Barang
Keterangan
Jumlah
1.      Mie instan
19 kardus @ 40
1 kardus @ 13
1 kardus @ 108
760 bungkus
13 bungkus
108 bungkus
Jumlah

881 bungkus
2.      Susu
1 kardus @ 235
1 kardus @ 228
1 kardus @ 220
1 kardus @ 209
235 saset
228 saset
220 saset
209 saset
Jumlah

892 saset
3.      Sabun mandi
2 kardus @ 50
100 bungkus
4.      Sabun Rinso
4 pack @ 10
40 bungkus

Hasil diatas disumbangkan kedua panti asuhan :

Panti Asuhan
Mie instan + susu
Jumlah


Kebrengan
8 kardus @ 40
1 kardus @ 108
1 kardus @ 13

441 bungkus
1 kardus @ 235
1 kardus @ 209

444 saset
Sabun mandi
50 bungkus
Sabun cuci
20 bungkus
Hajah Maryam
11 kardus @ 40
440 bungkus
1 kardus @ 228
1 kardus @ 220
448 saset
Sabun mandi
50 bungkus
Sabun cuci
20 bungkus

Ø  Untuk anak yatim yang ada di SMA N 2 Wonosobo,
Pemasukan Dana
No.
Pemasukan
Keterangan
Jumlah
1.
Untuk Hamba Allah

Rp 500.000
2.
Saldo ta’ziah

Rp 1.000.000
3.
Infaq teman asuh, Jumat 2 dan 9 November 2012

Rp 700.000
4.
Infaq teman asuh, Jumat 16 November 2012

Rp 1.232.200
5.
Infaq teman asuh, Jumat 23 November 2012

Rp 880.000

Jumlah

Rp 4.312.200

Pengeluaran Dana
No.
Dana
Jumlah
1.
Perolehan Dana
Rp  4.312.200
2.
Pengeluaran
Rp  4.767.500
Kurang
Rp  455.300


No.
Administrasi
Keterangan
Jumlah
1.
Al-Quran
Rp 50.000 x 50
Rp 2.500.000
2.
Sarung
Rp 50.000 x 19
Rp 950.000
3.
Mukena
Rp 32.500 x 31
Rp 1.007.500
4.
Jilbab
Rp 10.000 x 31
Rp 310.000

Jumlah

Rp 4.767.500



VII.         SUSUNAN KEPANITIAAN

1.
Pelindung
:
Kepala Sekolah SMA N 2 Wonosobo
Drs. Karyono, M.M
2.
Penanggung Jawab
:
Pembina Rohis
1.    Dra. Wasini, M.Pd.I.
2.    Drs. Ibnu Sahil
3.    Mustangin,S.Ag
3.
Ketua
:
Fauzan Ibnu Prihadiyono
4.
Sekretaris
:
Nurul Hidayah
5.
Bendahara
:
Magnalia Rizky Pradinda
6.
Seksi  Koordinasi
:
1. Imron Rosadi
2. Pratama Sakti Bagaskara
7.
Seksi Konsumsi
:
1. Vianita Afifah
2. Anisa Nur Baiti
8.
Seksi  Dokumentasi
:
1. Ahmad Muslih
2. Syofiq Nur Adha
9.
Seksi Acara
:
1. Rozaan Wakhid Amien
2. Anggun Wahyuniati








VIII.      ANGGARAN DANA
Perolehan  Dana
No.
Perolehan Dana
Keterangan
Jumlah
1.
Dana Sekolah

Rp 1.625.000
Jumlah Total
Rp 1.625.000

Pengeluaran
No.
Dana
Jumlah
1.
Perolehan Dana
Rp 1.625.000
2.
Pengeluaran
Rp 1.571.500
Sisa
Rp 53.500

Administrasi  (ATK)
Keterangan
Jumlah
Dokumentasi

Rp 11.000
Foto copy proposal
Rp 700 x 3
 Rp 2.000
Foto copy surat dispensasi
Rp 150 x 23
Rp 3.500
Komunikasi
Rp 20.000
Konsumsi


       a.   Makan  (seluruh peserta)
Rp   15.000 X 75
Rp 1.125.000
Sewa angkot
 Rp 100.000 x 4
Rp 400.000
Amplop
Rp 10.000 x 1
Rp 10.000
Jumlah
Rp1.571.500


XI.      PENUTUP
Demikian Laporan Pertanggungjawaban ini kami buat, terima kasih atas segala dukungan yang telah diberikan kepada kami sehingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya serta dapat dicapai hasil yang diharapkan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan kegiatan kami selanjutnya.
XII.            Lembar Pengesahan

Wonosobo,  November 2012



Ketua Panitia




Fauzan Ibnu Prihadiyono
NIS. 8240



Pembina ROHIS




Dra. Wasini
NIP. 19650715 199512 2 003





Mengetahui,

Waka Kesiswaan




Suyadi, S.Pd
NIP 19611102 198803 1 005


Kepala Sekolah




Drs. Karyono, M.M
NIP. 19650411 199303 1 005