Tak ada seorang pun di muka bumi
ini, baik muslim ataupun kafir, yang mengingkari adanya maut. Di mana pun kita
berada kita tidak akan bisa mengelak darinya. Meski kita berlindung ke dalam
sebuah bangunan kokoh yang menjulang dilengkapi dengan pengawalan security yang
serba canggih, tetap tidak akan bisa menolak datangnya maut. Tidakkah kita
perhatikan firman Allah l:
“Di mana
pun kalian berada niscaya maut akan menjumpai kalian, meskipun kalian berada di
dalam benteng kokoh yang menjulang.” [Q.S. An-Nisa`:78].
Inilah
kematian, datang memotong segala kelezatan dunia yang fana lalu meninggalkan
rasa sesal, kenapa tidak dari dulu beramal, kenapa tidak dari dulu bertaubat.
Maka dari itu, Rasulullah SAW
memerintahkan kita untuk banyak mengingat kematian sebagaimana dalam sabda
beliau yang artinya, “Perbanyaklah untuk
mengingat pemotong kelezatan, yakni kematian.” [H.R. At-Tirmidzi, An-Nasa`i,
dan Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah z, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
t].
Allah swt juga
berfirman dalam surat Al-Mu`minun:
“Hingga
ketika datang kematian kepada salah seorang dari mereka, dia pun mengatakan,
‘Wahai Rabbku, kembalikanlah aku. Agar aku beramal shalih pada apa yang aku
tinggalkan.’ ‘Sekali-kali tidak, hal itu hanyalah sebuah kata yang dia
katakan.’ Dan di belakang mereka ada pembatas hingga hari dibangkitkan.” [Q.S.
Al-Mu`minun:99-100].
Maut Yang
Sering Terlupa
Kebanyakan kita sering melupakan
kematian yang pasti akan mendatangi. Kekayaan dan kesuksesan kadang membuat
lupa dan lalai bahwa kita tidak selamanya hidup di dunia. Tak jarang, hidup pun
kita isi dengan hal-hal yang sedikit manfaatnya. Padahal, setiap detik waktu
ini adalah bahan untuk kehidupan akhirat kita. Jika waktu kita ini dipergunakan
dengan baik, akhirat pun akan baik, demikian sebaliknya. Sungguh benar ucapan
Imam Asy-Syafi’i t,
“Waktu adalah pedang, jika engkau bisa memotongnya, maka engkau selamat,
jika tidak, dia akan memotongmu.” (dikutip dalam Ad-Da` wad Dawa`, karya Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah t)
Demikianlah, waktu merayap sedikit
demi sedikit menuju ajal yang telah ditentukan. Seorang yang beriman akan
menggunakan waktunya demi ketaatan kepada Allah swt sebagai persiapan kematian yang akan dia hadapi. Orang yang
seperti inilah orang yang cerdas. Rasulullah saw pernah ditanya oleh para sahabat,
“Wahai Rasulullah saw, siapakah
mukmin yang paling cerdas?” Beliau ` pun menjawab yang artinya, “Yang paling
banyak mengingat mati dan paling bagus persiapannya untuk itu. Merekalah orang
yang paling cerdas.” [H.R. Ibnu Majah dari shahabat Ibnu Umar c, hadits ini
dihasankan oleh Syaikh Al-Albani t].
Maka, syariat ini pun menganjurkan
kita untuk banyak-banyak mengingat maut. Banyak ayat di dalam Al-Quran yang
mengingatkan kita akan kepastian datangnya maut. Rasulullah saw juga membolehkan umatnya untuk menziarahi kuburan
dengan satu tujuan, mengingat maut. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda yang artinya,
“Dahulu aku larang kalian untuk menziarahi kuburan, maka sekarang
Ziarahilah kuburan karena hal itu bisa mengingatkan kalian pada kematian.”
[H.R. Muslim].
Rasulullah saw juga menganjurkan kita untuk menjenguk orang yang sakit
serta mengikuti penguburan jenazah dengan tujuan yang sama, yakni mengingat
kematian. Rasulullah saw bersabda yang artinya,
“Jenguklah orang sakit dan ikutilah penguburan jenazah karena itu akan
mengingatkan kalian pada akhirat.” [H.R. Ahmad, Al-Bazzar, dan Ibnu Hibban dari
Abu Sa’id Al-Khudri z, Syaikh Al-Albani mengomentari hadits ini, “Hasan
Shahih”].
Mengingat maut akan membawa manfaat
yang banyak. Orang yang mengingat maut niscaya tidak bermuluk-muluk dalam
berangan-angan. Dia cukup dengan pemberian Allah swt pada dirinya. Selain itu, dia akan merasa bersemangat ketika
beribadah kepada Allah swt. Ad-Daqqaq t mengatakan,
“Barangsiapa banyak mengingat maut akan dimuliakan dengan tiga perkara:
mempercepat taubat, qalbu yang qana’ah, dan semangat dalam beribadah. Dan
barangsiapa lupa dengan kematian, dia akan dihukum dengan tiga perkara: menunda
taubat, tidak ridha dengan rezeki yang cukup, dan malas dalam beribadah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar