BY: RISKA
Kring..kring...kring...
Bel
berakhirnya pelajaranpun menggema disetiap kelas dan seketika gerombolan siwa
siswi berhamburan disetiap teras-teras kelas. Beberapa diantaranya bergegas
menuju parkiran, sebagian lagi mendatangi kelas temannya dan bercengkrama ria.
Sedangkan diriku terus melangkahkan kaki menuju tempat sakral yang selalu
memberikan kedamaian dan ketenangan, yaitu masjid. Yah hari ini memang bukanlah
jadwal suro rohis, tapi berhubung besok akan diadakan maulud nabi Muhammad SAW,
maka kami anggota rohis berniat menyiapkan masjid yang akan dijadikan tempat
berlangsungnya PHBI itu.
Sampai
masjid aku langsung membantu teman-teman yang sedang membersihan masjid. Ada
yang merapikan mukena, ada yang membersihkan karpet, membersikan tempat wudhu
dan juga membersihkan teras. Aku segera menambar lap bersih dan botol pembersih
kaca. Tanpa banyak disuruh lagi tanganku menggosok kaca yang telah disemprot oleh cairan dlam botol itu.
Tiba-tiba seorang temanku mendekat. “butuh bantuan?”.Ucapnya saat melihatku
kesusahan menjangkau kaca yang cukup tinggi ,’’butuh banget hehe “. Ucapku
girang. “ Mau nggak kamu membawakan
botol ini agar aku bisa menjangkau itu.” Tambahku sambil menunjuk daerah yang
sedari tadi ku gapai. “ Boleh mana botolnya.” Ini.” Aku menyerahkan botol itu.
“ Oh, ya tolong semprot kaca itu juga dong biar aku yang lap nanti.” Tambah ku
seikit memohon. Awalnya dia hanya sedikit melotot tapi dalam hatinya berkata “
wes ditulung malah mentung.” Tapim toh dia masih mengerjakan juga hehe.
Waktu
terus berlalu. Jam dindingpun sudah menunjukkan pukul 3 lebih 5 menit,dan
masjid sudah terlihat bersih bahkan karpet bditeras sudah tertata rapi dan
hiasan bunga dalam pot pun sudah ditaruh di sekitar teras. Sambil menunggu
tenda yang akan dipasang dihalaman masjid da juga menunggu banner yang belum
datang’maka kami beristirahat sambil menghela nafas.
Namun,
sebelum semuanya selesai, aku diajak Ijun untuk datang ketempat penyewaan
tenda. Mencari tambahan tenda karena ternyata tenda yang telah dipesan kurang.
Sampai ditempat yang dituju kami segera menemui orang yang bersangkutan. Tanpa
babibu kami meminta tambahan tenda. Namun sayang, tenda yang tadi kami sewa
adalah tenda terakhir. Karena yang lain memang dalam penyewaan. Kami kembali
dengan tangan kosong.
Tapi,
kegagalan bukanlah akhir dari crita ini. Dari sedikit info yang didapat. Kami
kembali mencari sewaan tenda untuk melengkapi tenda yang telah terpasang. Tanpa
bimbang kami langsung menuju penyewaan tenda yang lain. Dan sampailah kita pada
rumah salah satu warga Banaran yang kita maksud tadi. Setelah berbasa-basi
sedikit kita langsung mengutarakan niat dan tujuan kita datang kerumah
tersebut.
“
waduh,tendanya udah kepakai semua. Tapi sekarang sinh lagi bongkar di kenjer.
Mungkin jam 5 nanti sampai.” Ucap ibu pemilik jasa penyewaan tenda tersebut. “
kalau begitu bu, setelah nanti sampai, nanti langsung dipasang di SMA 2 saya
ya,boleh minta nomer HP nya?” ucap ijun. Setelah semua urusan selesai kta pamit
pulang.
Sampai
disekolah anak-anak terlihat sibuk menyiapkan pita yang akan dijadikan hiasan.
Aku segera bergabung dengan mereka. Namun, tak lama kemuddian Rianadatang dan
meminta ditemani mengabil kartu panitia disalah satu warnet Wonosobo. Dengan
senang hati aku bersedia menemani Riana kemanapun pergi. Ceile....
Sesudah
mengambil aku dan Riana kembali kesekolah dengan membawa setumpuk kertas
bertulis panitia Panitia PHBI Maulud Nabi Muhammad SAW 1435 H. Saat kembali
kesekolah beberapa temanku langsung mengambil alih kertas ditanganku dan
memotongnya sesuai aturan. Sedangkan aku, beegabung dengan teman-teman lainya
membersihkan halaman masjid dari tumpukan kayu dan gundukan pasir yang hampir
memenuhi sepertiga halaman masjid. Yah,,namanya juga lagi ada pembangunan jadi
wajar saja ada benda-benda macam itu bertebaran dimana-mana. Berhubung para
tukang sudah pulang, maka kami yang harus menyingkirkannya. Satu persatu
kayu-kayu itu kami pindah. Dah,. kini kayupun tersingkir semua.kini tinggal
tumpukan pasir yang harus dipukul mundur bak tentara jepang yang siap
tempur,hahahaha.
Setengah
jam berlalu. Gundukan pasir ituun berhasil disingkirkan. Sambil menatap bukit
pasir yang aku dan teman-teman berhasil pindahkan aku berkata dalam hati. “
punya bakat kuli juga aku ya”haha. Tapi aku teringat sesuatu. Aku melirik jam
dinding diatas intu masuk masjid yang telah menunjukkan pukul 17.07. “bagaimana
ini tendanya kok belum datang juga?” tanya pak Heni seakan tahu apa yang sedang
aku pikirkan. Aku mendekat dan menceritakan pada Pak Heni perihal pertendaan
itu. Segera pak Heni memintaku ditemani Rozaan kembali ketempat penyewaan tadi.
Sampai
disana ternyata rombongan yang membongkar tenda belum pulang juga. Kamipun
berpamit dan pergi. Dijalan aku mengingat-ingat sepertinya aku punya kenalan
penyewaan tenda. Dan ccllllliiiinnggg????? Satu ide nyungsep dari otakku. Aku
langsung meminta Rozaan untuk melanjutkan motornya kesalah satu rumah tidak
jauh dari sekolahan.
Sampai
ditempat tujuan aku segeraturun dan menemui pemilik rumah. Dan yap, lagi-lagi
keberuntungan tidak berpihk pada kita. Tapi, dari sini kita mendapat info 2
penyewaan tenda yang lain, satu berada di Losari dan yang satu lagi di
Keseneng. Aku lirik layar HP ku yang menyala. Pukul 17.45. “ bentar lagi adzan
maghrib, tenda belum komplit,mana
acaranya besok lagi.” Pikirku panik. Tapi kepanikan itu tidak mengurungkan niat
kita untuk tetap berusaha.
Akhirnya
kita memutuskan untuk menemui penyewaan tenda yang ada di Losari. Karena, kita
anggap itu yang lebih dekat. Tok tok tok “ assalamu’alaikum” Ucap kami
bersamaan,setelah kita sampai dirumah yang dituju. “ wa’alaikumsalam” Saut
seseorang dari dalam rumah. Kami segera mengutarakan tujuan kedatangan kami.
“oh begitu, kalian mendadak sich, ya udah bentar ya saya telefon suami saya
dulu bisa tidak.” Ucapsi ibu lalu beranjak. Tak lama kemudian si ibu keluar dan
memohon maaf karena suaminya tidak bisa menyewakan tendanya pada kami. Beliau
berpesan agar kami menyewa di DPU saja, karena disana biasanya menerima
penyewaan tenda secara mendadak. Setelah itu kami berpamitan dan berterima
kasih atas infonya.
Melihat
hari yang menjelang malam bahkan samar-samar terdengar suara adzan maghrib,ami
memutuskan untuk kembali kesekolah dan mencari solusi bersama. Sampai disekolah
keadaan sudah sangat sepi. Disana hanya tinggal beberapa anak saja. Aku dan
Rozaan pun menceritakan semua kejadian tadi. Pak Heni memberi saran agar kami
tetap tenang dan jangan mengosongkan perut. Yap juur kuakui perutku sudah
berdendang sejak setengah jam lalu. Setelah solat maghrib aku dan Imron membeli
roti bakar dan minum.
Setelah
makan dan solat isya’ kita bermujadahan kepada Allah SWT meminta diberi
petunjuk dan jalan keluar masalah tenda. Setelah itu Ijun, Muslih dan Darojat
datang ke penyewaan tenda di daerah Balikambang. Dan Alhamdulillah atas izin
Allah mereka bersedia memasangkan tenda mereka malam itu juga.
Yappp???
Ini adalah segelintir cerita dari cerita-cerita penuh suka duka yang ada dalam
SMADA. Intinya kita hanya mengingatkan. Beruznudhan lah pada Allah SWT karena
Allah SWT tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuan hambanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar